Senin, 11 Agustus 2008

Kota Bandung, Tidak Punya Gedung Pertunjukan..?

Berita di Kompas

Wali Kota Bandung Harus Peduli Kesenian
Tidak Punya Gedung Pertunjukan
Senin, 11 Agustus 2008 | 15:10 WIB

Bandung, Kompas - Seniman Kota Bandung mengharapkan wali kota Bandung terpilih meningkatkan perhatian pada perkembangan dunia kesenian. Salah satu permasalahan yang mendesak dibenahi adalah tidak adanya gedung penyajian seni budaya yang representatif di Kota Bandung.

Menurut seniman Arthur S Nalan, Minggu (10/8), visi-misi yang disampaikan tiga calon wali kota dan wakil, beberapa waktu lalu, tidak menunjukkan komitmen tinggi pada seni budaya di Bandung. Salah satunya adalah keperluan pembangunan sarana kesenian yang representatif.

Bandung sebagai ibu kota Jawa Barat memiliki potensi tinggi pada kekayaan seni budaya Sunda. Namun, penyajiannya sering kali jauh dari yang diharapkan karena tidak memiliki sarana memadai, yaitu gedung pertunjukan representatif. Padahal, selain meningkatkan aktivitas kesenian masyarakat Bandung dan sebagai sarana publik, tempat representatif bisa menjadi sarana promosi tepat bagi seni dan budaya.

"Keberadaan ruang publik berbagai macam jenis kegiatan semakin mendesak di Kota Bandung. Dengan beragamnya aktivitas, sudah seharusnya wali kota terpilih memikirkan tempat bagi penyaluran kreativitas warga," Arthur menegaskan.

Kota kreatif

Kebutuhan ruang publik juga dikatakan seniman Andar Manik. Ia mengharapkan wali kota terpilih menyadari potensi Bandung sebagai kota kreatif. Hal ini harus diaplikasikan dengan penyediaan ruang publik tempat masyarakat dapat berinteraksi dengan hasil karya warga.

Selain itu, perlu pula ditata jaringan komunikasi antara pelaku karya kreatif dan pemerintah. Selama ini, hal itu belum berjalan maksimal. Fungsi dialog mencari jalan terbaik tidak pernah muncul karena seniman, pelaku karya kreatif, dan pemerintah belum duduk bersama dan masih berjalan sendiri. Bahkan, tidak jarang, seniman dan pelaku karya kreatif kecewa karena konsep karya diintervensi pemerintah.

"Ruang publik menjadi semacam keharusan bila ingin mengembangkan industri kreatif di Kota Bandung. Beragam konsep masyarakat bisa mendapatkan tempatnya di sana," katanya.

Hal sama dikatakan Taufik Hidayat Udjo, pengelola Saung Angklung Mang Udjo. Ia mengatakan, komunikasi pemerintah dengan seniman harus dipererat. Hal ini dilakukan agar pemerintah selalu memfasilitasi pergelaran seni budaya Jabar.

"Pemerintah kota sebelumnya cukup bagus. Mereka beberapa kali mampu mengakomodasi penampilan kesenian tradisional. Ke depan, siapa pun wali kotanya harus meningkatkan kerja sama dan menyediakan porsi besar bagi tradisi Jabar di Kota Bandung," katanya.

Komitmen pemerintah kota pada kesenian dan adanya komunikasi antara pemerintah kota dan seniman diyakini bisa menahan gempuran klaim negara lain terhadap budaya dan kesenian Sunda. Dengan banyaknya kesempatan tampil, hidup dan perkembangan kesenian tradisi bisa terjaga. (CHE)

Tidak ada komentar: