Senin, 11 Agustus 2008

Wejangan Kepemimpinan Melalui Wayang Orang

Berita di Kompas

Wejangan Kepemimpinan Melalui Wayang Orang

KOMPAS/NINOK LEKSONO / Kompas Images
Rama Tundung Lakon dari Ramayana ini dipentaskan di Teater Kautaman, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Minggu (10/8).

Selasa, 12 Agustus 2008 | 03:00 WIB

Jakarta, Kompas - Kisah Ramayana yang masyhur telah banyak dikenal bahkan oleh anak-anak Indonesia. Namun, kisah dari dunia pewayangan ini ternyata juga memiliki segi yang dapat digunakan untuk pendidikan politik. Inilah yang diangkat oleh Pewayangan Kautaman dan Swargaloka Art Department ketika mementaskan lakon ”Rama Tundung” di Teater Kautaman, TMII, Minggu (10/8).

Dalam lakon yang dipentaskan dengan dukungan Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Sena Wangi) ini, Rama—putra sulung negeri Ayodya—harus meninggalkan istana dan mengembara ke hutan selama 13 tahun karena ibu tirinya, Kekayi, menginginkan anaknya sendiri, Barata, yang menjadi raja.

Namun, Barata menolak. Pada kenyataannya, negara yang tak didukung oleh kepemimpinan kokoh tidak berjalan dengan baik. Ketika menyusul Rama ke hutan dan memintanya untuk kembali ke Ayodya, Barata mendapatkan wejangan yang dikenal sebagai Hasta Brata.

Kepada adiknya, Rama menasihati agar selama ia di pengasingan, Barata bisa memerintah dengan mengambil keteladanan ”Matahari, Api, Bulan, Bintang, Angin, Awan, Laut, dan Bumi”. Raja atau pemimpin yang bisa memerintah dengan menerapkan Hasta Brata akan menjadi negarawan yang sukses, disegani kawan dan lawan, dan mampu membawa rakyat menjadi bangsa yang adil dalam kemakmuran, dan makmur dalam keadilan.

Pergelaran didukung sejumlah artis pemain wayang, dan tim kreatif yang menampilkan gending baru. (NIN)

Tidak ada komentar: